Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pendidikan Karakter di Kabupaten Probolinggo: Upaya MUI dan Unzah Genggong Meningkatkan Kompetensi Guru"

Kamis, 31 Juli 2025 | Juli 31, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-01T06:08:55Z






KRAKSAAN – Radar-nasional.net Dalam upaya membentuk generasi yang berkarakter kuat dan berakhlak mulia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo menggelar pelatihan penguatan pendidikan karakter bagi guru agama se-Kabupaten Probolinggo, Kamis (31/7/2025).

Kegiatan yang berlangsung di aula Universitas Islam Zainul Hasan (Unzah) Genggong Kraksaan ini dihadiri lebih dari 150 guru agama Islam dari jenjang SD hingga SMA/SMK, termasuk pengawas dan koordinator lembaga pendidikan keagamaan.

Pelatihan ini merupakan kolaborasi strategis antara MUI Kabupaten Probolinggo dan Unzah Genggong serta didukung penuh oleh Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo. Tak satu pun peserta absen, menunjukkan tingginya antusiasme dan kesadaran pentingnya peran guru dalam membentuk karakter peserta didik.




Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Ketua Umum MUI Kabupaten Probolinggo KH. Wasik Hannan, Rektor Unzah Prof. Abdul Aziz Wahab, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Probolinggo H. Samsur dan Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo Yunita Nur Laili.

Rektor Unzah Prof. Abdul Aziz Wahab menyampaikan kegiatan ini menjadi momentum berharga bagi kampus yang terus bertransformasi dari masa ke masa hingga saat ini dikenal dengan slogan “Kampus Juara, Kampus Digital”. Pembentukan karakter tidak bisa instan, tetapi merupakan proses panjang yang harus dimulai dari keluarga, diperkuat di sekolah dan dikokohkan dalam lingkungan sosial.

“Guru adalah ujung tombak dalam pendidikan karakter. Mereka harus dibekali pemahaman yang kuat agar mampu mentransfer nilai-nilai moral dan spiritual kepada anak didik,” ujarnya.

Sementara Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Probolinggo H. Samsur mengungkapkan dukungannya terhadap pelatihan ini. Saat ini masyarakat sangat membutuhkan tokoh pendidik yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga mampu menanamkan nilai-nilai karakter yang kuat dan positif. “Kami sangat mengapresiasi kolaborasi antara MUI dan Unzah dalam menciptakan ruang penguatan karakter di dunia pendidikan,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Disdikdaya Kabupaten Probolinggo Yunita Nur Laili. “Kegiatan ini sejalan dengan visi Dinas Dikdaya yang kini mendorong penguatan nilai-nilai keagamaan di sekolah melalui berbagai kegiatan seperti salat Dhuha, mengaji sebelum pembelajaran hingga salat dhuhur berjamaah,” urainya.


Sedangkan Wakil Ketua Umum MUI Kabupaten Probolinggo KH. Wasik Hannan mengatakan pelatihan ini sebagai rangkaian dari peringatan Milad ke-50 MUI. “Sebelumnya kami juga melakukan ziarah ke makam para pendahulu pengurus MUI. Ini bentuk penghormatan terhadap perjuangan mereka dalam menjaga nilai-nilai Islam di Kabupaten Probolinggo,” katanya.

Menurut Kiai Wasik, pelatihan ini tidak hanya berorientasi pada penguatan profesionalisme guru, tetapi juga pembentukan karakter generasi muda, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. “Tujuan kami agar ke depan tidak lagi terjadi peristiwa menyedihkan seperti di Kecamatan Besuk. Di mana seorang anak mengusir ibunya sendiri,” terangnya.

Setelah seremoni pembukaan, kegiatan berlanjut ke sesi inti berupa penyampaian materi oleh dua narasumber utama. Narasumber pertama adalah Rektor Rektor Universitas Hafsawati (Unhasa) Genggong Dr. Nur Hamim.

Ia membahas fenomena kenakalan remaja yang marak di tengah masyarakat. Diantaranya pola perilaku negatif seperti pesta minuman keras dan pelanggaran norma sosial yang bahkan melibatkan anak-anak dan orang tua. “Kenakalan remaja tidak bisa dianggap sepele. Ini sinyal bahwa kita perlu memperkuat peran pendidikan karakter di rumah dan di sekolah,” tegasnya.

Sesi berikutnya diisi narasumber Prof. Abdul Aziz Wahab yang mengangkat tema tentang pentingnya akhlakul karimah dan keimanan sebagai pondasi pembentukan pribadi. Guru harus mampu menjadi panutan dan pembimbing ruhani bagi peserta didiknya. “Mengajar bukan hanya soal transfer ilmu, tapi juga menjadi contoh hidup,” ucapnya.

Menariknya, Prof. Aziz menyelingi sesi dengan menyanyikan lagu-lagu keislaman untuk menyemangati peserta. Cara ini terbukti efektif membangkitkan semangat para guru yang mengikuti pelatihan seharian penuh. (Mis/wan)
×
Berita Terbaru Update