Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Akali Sistem, Puluhan Motor Tangki besar Kuras Pertalite di SPBU Batubulan

Minggu, 24 Agustus 2025 | Agustus 24, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-25T02:41:17Z
Gianyar – Aksi brutal oknum sepeda motor tangki jumbo dalam membeli BBM Pertalite jumlah besar di SPBU semakin tidak terkendali.

Seperti SPBU No 54.805.08 di Jalan Raya Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, tampak puluhan motor tangki jumbo mengisi pertalite secara berulang ulang, tanpa ada larangan dari pihak SPBU.

Dari pantauan, operator SPBU nampak cuek ketika ditegur melayani motor tangki jumbo yang mengisi BBM jumlah besar. Diduga kuat oknum motor tangki jumbo ini memanfaatkan kelemahan sistem pembelian pertalite di SPBU.

Mereka menggunakan barcode statis yang disediakan SPBU tanpa harus mendaftar. Dimana barcode ini bisa dipakai beberapa kali tanpa batasan, sehingga memudahkan motor tangki jumbo membeli pertalite dalam jumlah besar.

Terkait hal itu, petugas teknis SPBU Komang Antariksa alias Koming (50) saat ditemui di lokasi mengaku tidak mengetahui dan tidak ikut campur dalam kegiatan tersebut. Tugasnya hanya menerima laporan dan menangi ada kerusakan mesin di SPBU.

“Kalau kita disini tidak tahu soal kegiatan itu. Itukan pakai motor kalau dari kami tidak mengizinkan. Kami kerja tidak untuk mengawasi operator,” katanya.

Sementara itu pengawas SPBU, I Ketut Kasna Ngantara, dikonfirmasi mengaku telah melarang operator melayani konsumen jerigen dan juga sepeda motor tangki modifikasi yang membeli pertalite berulang ulang dengan jumlah banyak.

“Sudah saya tegur dak ngerti, tidak saya tau. Kelakuan operator, kalau memang sudah seperti itu tidak bisa dikasih tau terpaksa saya pecat semua operator,” tegasnya.

Selain itu, pihak SPBU juga melarang keras adanya penjualan pertalite memakai jerigen. Di ruang belakang juga telah terpasang selebaran pengumuman bagi seluruh operator SPBU dilarang keras untuk menjulan pertalite dengan jerigen. Jika nanti ketahuan menjual jerigen konsekuensinya pecat tanpa pesangon.

“Terserah bapak aja kalau saya salah nanti saya minta maaf kepada pemerintah, karena saya merugikan negara,” tutupnya.
×
Berita Terbaru Update