“Apa kontribusi dewan dalam pengembangan pariwisata? Apakah ada pokir (pokok pikiran) mereka yang dialokasikan untuk pariwisata? Kami ini sudah investasi banyak,” tegas Agus, Rabu (6/8).
Sebelumnya, Anggota Komisi II DPRD Lombok Barat, H. Hindri Suyana, mendorong Dispar agar melakukan terobosan dan inovasi untuk mendongkrak kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Ia menyarankan momentum peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus dimanfaatkan untuk promosi destinasi unggulan seperti Senggigi, melalui beragam event budaya, tidak hanya kesenian presean, tetapi juga Rudat, Gamelan, dan kesenian khas Lombok lainnya.
Namun, Agus membantah tudingan tersebut. Menurutnya, Dispar Lombok Barat justru paling banyak menggelar event dibanding daerah lain. Tahun depan, pihaknya sudah merancang 30 event. Di kawasan Senggigi saja, Dispar rutin mengadakan 12 event setiap bulan, termasuk “Pesona Keris” dan sport tourism di Merumata.
Saya sendiri sudah menerima penghargaan sebagai kadis paling inovatif dan kreatif se-NTB,” ujarnya.
Terkait anggapan bahwa Dispar hanya ‘mendompleng’ kegiatan hotel, Agus menilai kolaborasi dengan pihak swasta merupakan strategi penting menarik wisatawan. Tahun ini, katanya, ada 15 event yang dibiayai APBD, sedangkan sisanya digarap bersama pihak swasta, termasuk Aruna Hotel, Merumata, Montana Hotel, dan asosiasi hotel lainnya.
Agus juga menyebut Lombok Barat telah tiga kali berturut-turut berhasil mencetak desa wisata yang masuk dalam daftar nasional. (Vin)