Kabupaten Jepara - Radar-Nasional.net
Guna mendukung pengembangan kawasan dan konektivitas antar wilayah di kabupaten Jepara, diperlukan peningkatan keselamatan, kenyamanan pengguna jalan. Selain itu juga untuk peningkatan kapasitas serta tehnis jembatan, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal juga mobilitas warga. Pemerintah Provinsi melalui Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah melakukan kegiatan Preservasi Jembatan Provinsi, dan masuk paket Rehabilitasi Jembatan Kali Rodo Ruas Jepara-Kedungmalang-Pecangaan (225), atau pengganti Jembatan Kali Rodo.
Pembangunan tersebut direncanakan memakan waktu 180 hari kalender, yang mulai dikerjakan pada tanggal 24 Juli 2025, dan direncanakan selesai dikerjakan pada tanggal 25 Desember 2025. Dengan menelan biaya anggaran sebesar Rp. 2.261.208.000,-
Namun akhir ini pembangunan tersebut mendapatkan sorotan masyarakat, pasalnya pembangunan yang ditargetkan - + 5 bulan selesai kini sudah memasuki 80% mendekati jadi. Akan tetapi ada kesan pekerjaan itu dikebut dan tidak memperhatikan rambu-rambu keselamatan para pekerja, dan minimnya papan informasi serta penerangan lampu jalan pada malam hari.
"Informasi yang diterima serta pantauan di lapangan kalau pembangunan jembatan tersebut memang ada kesan asal dikerjakan atau asal jadi, hal itu berdasarkan proses pekerjaan terlalu cepat dan ada beberapa kegiatan yang tampak ditiadakan dan salah satunya adalah pengurukan menggunakan tanah galian."
Seorang warga yang ditemui media, sebut saja AN (42) mengatakan papan informasi kegiatan tidak tertera dengan jelas dan lengkap, seperti ijin atau nomor kontrak, dan panjang lebar jembatan hingga alamat CV atau PT yang mengerjakan tidak tertera dalam papan informasi tersebut sehingga menimbulkan indikasi dugaan pekerjaan tersebut tidak ada keterbukaan dan yang penting asal jadi.
"Tidak hanya itu pengurukan dengan tanah juga tidak ada, dan masih banyak lagi kejanggalan dalam pembangunan jembatan Kali Rodo," ujar AN pada media. Selasa (9/9/2025) pagi.
Ia juga mengatakan bahwa jembatan itu menelan anggaran Rp 2 Miliar lebih, tapi ada kesan asal dikerjakan dan tidak mempertimbangkan kontruksi jangka panjangnya. Sehingga ada kekhawatiran kalau pembangunan jembatan bisa cepat rusak, tambahnya AN.
Sementara saat dikonfirmasi Kepala Desa Kedungmalang, Mustafiyatun menyampaikan kalau pihaknya tidak begitu mengetahui seluk-beluk kegiatan pembangunan jembatan Kali Rodo tersebut.
"Pihak desa Kedungmalang hanya pernah di tempati ketika tahap awal yaitu sosialisasi pada warga masyarakat sekitar, secara teknis tidak tahu-menahu dan agar lebih jelas bisa langsung ketemu mandor proyek," tuturnya.
Disisi lain ketika Mandor dari pihak CV Lancar Mulya Buawa selaku penyedia jasa / barang, ketika ditemui di kantor sekertariat, mengatakan terkait segala bentuk dokumen semua ada di kantor pusat.
"Perihal RAB dan lainnya, juga untuk mengetahui informasi lebih jauh bisa menghubungi pihak kontraktor," terang mandor yang enggan menyebutkan namanya.
Di waktu yang sama pihak perwakilan dari PT Manggala Karya Bangun Sarana atau selaku supervisi konsultan melalui saudara Doni belum memberikan tanggapan apa pun hingga berita ini diunggah.
(Yusron)