SURABAYA,-Radar-Nasional.com -Suharsono (53), suami dari Pasri (52), ibu rumah tangga yang tewas dibunuh dengan kondisi leher tergorok nyaris putus, setengah telanjang, di rumahnya Jalan Simo Gunung Barat Tol Gang 2, No 67, Suko Manunggal, Surabaya, Selasa (2/2/2023), tidak memiliki firasat apapun tidak ada tanda aneh yang menjadi firasat akan kepergian sang istri.
Bahkan sehari sebelum sore hari kelabu baginya itu, Suharsono bersama sang istri, sempat menghadiri acara rutinan mengaji tirakatan di kerabatnya kawasan Manukan, Tandes, Surabaya, pada Rabu (1/2/2023) kemarin.
“Di rumah nyampai jam 00.05. Ya gak ada masalah. Gak ada tanda tanda, mimpi buruk kek, gak ada. Gak nyangka aku, pokoknya,” ujarnya saat ditemui awak media di depan rumah kontrakannya. Bahkan saat pagi hari sebelum dirinya berangkat bekerja untuk menjadi satpam sebuah perumahan sekaligus ruko kawasan Surabaya Barat.
Suharsono juga tak mendapati adanya keanehan yang menandakan kepergian sang istri, hanya saja, ia tak habis pikir, betapa kejamnya si pelaku dengan bringas menghabisi nyawa istrinya.
Latar belakang pelaku hingga akhirnya mengakhiri nyawa sang istri, sebegitu rupa. Soal uang atau harta benda. Suharsono tak yakin, jika memang motif sepelaku adalah uang. Karena ia dan sang istri hidup serba cukup dan sederhana.
"Gak ada. Makanya saya gak nyangka. Terkejut, kok tega teganya, dengan kejam. Umpama motif perampokan banyak yang kaya, harta benda yang mewah. Lho kenapa, kalau motif perampokan," pungkasnya.
Apalagi soal motif dendam. Bapak dua anak itu, meyakini betul dirinya dan sang istri tidak pernah memiliki masalah pribadi dengan orang lain; tetangga atau kerabat.
Jikalau memang ada sejumlah pihak yang tak sengaja menyakiti hatinya dan sang istri. Suharsono selalu mengajarkan sang istri untuk tetap tabah dan tidak pendendam.
"Mungkin Ada motif sentimen. Kita tidak menuduh si A atau si B. Di sini saya engga nuduh si A dan si B," jelasnya. Suharsono memilih pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ia meyakini kasus pembunuhan terhadap istrinya ini, pasti merujuk pada sesosok pelaku. Dan ia yakin, pihak kepolisian berhasil mengungkapnya.
"Saya serahkan pada yang Maha Kuasa. Siapa yang melakukan, pasti terungkap. Karena pembunuhan ini engga bisa dibiarkan, dan gak akan bisa bersembunyi," pungkasnya.
Suharsono sudah tinggal menyewa kontrakan tersebut, bersama istri dan kedua anaknya itu sejak 30 tahun lalu.
Setelah sang anak pertama perempuan menikah dengan suaminya, lalu memilih indekos terpisah di kawasan kecamatan lain, sejak setahun lalu. Kini di dalam rumah, Suharsono hanya tinggal bersama Pasri, istrinya dan Anton anak keduanya, Anton (23) yang bekerja sebagai karyawan pabrik.
Sementara itu, tetangga korban Cipto mengatakan tak menyangka tetangganya itu, bakal tewas dengan kondisi mengenaskan. Padahal saat hajatan malam pergantian tahun baru, 2023 kemarin, semua warga melihat betapa bahagianya Pasri menyanyi karaoke menghibur warga pada malam itu.
"Padahal pas wingi tahun baruan yo nyanyi. Gak nyangka. Ini videonya," ujar Cipto seraya memperlihatkan video momen malam pergantian tahun, dan sosok Pasri, melalui ponselnya, kepada awak media.
Istri dengan si pelaku pembunuhan. “Kayanya melawan. Ada luka di sini,” katanya seraya memegang wajah dan dadanya. Setelah diminta oleh kepolisian untuk memeriksa harta bendanya yang hilang.
Suharsono mengatakan, sejauh pemantauannya, ternyata salah satu anting pada telinga istrinya hilang. Namun, ia mengku lupa perhiasan anting yang hilang tersebut, terletak pada anting sisi sebelah mana.
“Hanya anting gak ada. Tapi saya lupa sebelah mana tadi, polisinya yang tahu,” katanya.
Selain anting, Suharsono menambahkan, terdapat benda lain dari dalam rumahnya, yakni pisau dapur rumahnya.
Ia menduga, pisau dapur tersebut digunakan oleh pelaku untuk menghabisi istrinya.
“Iya pisau dapur gak ada. Mungkin dipakai melukai itu,” pungkasnya.
Tim Inafis Polrestabes Surabaya melakukan olah TKP sejak tiba di lokasi sekitar pukul 16.00 WIB, hingga pukul 19.00 WIB.
Kemudian, jenazah korban dievakuasi oleh tim medis pukul 17.30 WIB.