Bantuan tersebut diserahkan Penasihat I Dharma Wanita Kementerian Sosial RI, Fatma Saifullah Yusuf dalam peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) di Pendapa Manggala Praja Nugraha Trenggalek, Senin (23/6/2025).
Fatma mengatakan bantuan Rp957 juta terdiri program ATENSI dari Sentra Terpadu Kartini Temanggung senilai Rp607 juta, bantuan keserasian sosial senilai Rp150 juta dan bantuan kearifan lokal senilai Rp200 juta.
Bantuan ini diberikan untuk disabilitas dan kelompok rentan untuk mendorong pemberdayaan dan kemudian sosial," kata Fatma.
Dalam kunjungannya di Trenggalek istri Saifullah Yusuf didampingi Ketua Penasihat 2 DWP Kemensos Intan Agus Jabo meninjau langsung kampung inklusif di Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Trenggalek.
me
Berita
Sepakbola
Hukum & Kriminal
Budaya
Wisata
Kuliner
Bisnis
Jatim Moncer
Foto
Video
Indeks
Yang sedang ramai dicari
Loading...
Promoted
Terakhir yang dicari
Loading...
Terpopuler
Koleksi Pilihan
detikJatim
Berita
Kemensos Gelontor Rp 957 Juta Bantuan Rehabilitasi Sosial di Trenggalek
Adhar Muttaqin - detikJatim
Senin, 23 Jun 2025 22:00 WIB
Kemensos gelontor Rp 957 juta bantuan rehabilitasi sosial di Trenggalek. (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Trenggalek - Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan bantuan Asistensi Rehabilitasi sosial (ATENSI) senilai Rp 957 juta untuk lansia, anak hingga kelompok rentan. Sejumlah paket usaha juga diberikan kepada disabilitas di kampung Inklusif.
Bantuan tersebut diserahkan Penasihat I Dharma Wanita Kementerian Sosial RI, Fatma Saifullah Yusuf dalam peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) di Pendapa Manggala Praja Nugraha Trenggalek, Senin (23/6/2025).
Fatma mengatakan bantuan Rp957 juta terdiri program ATENSI dari Sentra Terpadu Kartini Temanggung senilai Rp607 juta, bantuan keserasian sosial senilai Rp150 juta dan bantuan kearifan lokal senilai Rp200 juta.
ADVERTISEMENT
Ads end in 02
"Bantuan ini diberikan untuk disabilitas dan kelompok rentan untuk mendorong pemberdayaan dan kemudian sosial," kata Fatma.
Dalam kunjungannya di Trenggalek istri Saifullah Yusuf didampingi Ketua Penasihat 2 DWP Kemensos Intan Agus Jabo meninjau langsung kampung inklusif di Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Trenggalek.
ADVERTISEMENT
Baca juga:
Tragedi Kapal Imigran Gelap Tenggelam di Trenggalek Tewaskan 103 Orang
Ia mengaku kagum dengan konsep kampung inklusif yang digagas Yayasan Naema, karena mampu memberikan fasilitas yang layak bagi difabel. Bahkan difabel bisa mendirikan usaha dan berkesempatan membeli rumah layak.
Berbeda dari perumahan lain, perkampungan inklusif didesain menjadi tempat tinggal sekaligus tempat usaha. Maka tak heran, jika di sepanjang komplek berjajar berbagai jenis usaha yang dimiliki oleh difabel, mulai salon, penjahit, toko kelontong hingga percetakan.
"Di sini banyak sahabat-sahabat kita, saudara kita yang memiliki keterbatasan tapi memiliki potensi yang luar biasa, salah satunya Mas Slamet ini, beliau ini sebagai pelaku ekonomi kreatif menjadi youtuber, konten kreator, penghasilannya cukup besar," ujarnya.
Menariknya para difabel di kampung inklusif dapat berbaur dengan masyarakat lainnya. Bahkan saling terlibat dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan.
Pihaknya menjelaskan di kampung tersebut pihaknya memberikan bantuan alat usaha, antara lain peralatan menjahit hingga ojek online. Fatma berharap bantuan paket usaha untuk disabilitas tersebut dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, sehingga mereka mampu mandiri secara ekonomi.
Ada sekitar 22 penerima manfaat, satu orang sekitar Rp 3 juta. Kemensos bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk mengangkat potensi yang ada di Trenggalek," jelasnya.
Ditambahkan kampung inklusif dinilai merupakan salah satu konsep ideal bagi penyandang difabel agar mampu mandiri dan berdaya dibidang ekonomi.
"Di sini ada rumah-rumah yang dibangun dan sedang dibangun. Nanti Insyaallah mereka mampu mencicil bisa memiliki rumah ini secara pribadi," imbuhnya.
Sementara itu Ketua TP PKK Trenggalek Novita Hadini menyebut bantuan yang digelontorkan oleh Kemensos merupakan salah satu bukti nyata negara hadir untuk masyarakat.
"Mungkin tidak bisa menyelesaikan seluruh masalah-masalah yang ada, tapi ini bagian dari komunikasi publik yang bisa dibaca dan dirasakan oleh masyarakat," ujar Novita. (Vin)