Kabupaten Jepara - Radar-nasional.net
Bernama lengkap Kayla Putri Khonaah, Gadis belia berusia 16 tahun, berdomisili di Desa Suwawal, RT 01 RW 03, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara. Meskipun sejak lahir memiliki kekurangan tanpa penglihatan, atau biasa disebut Tuna Netra, namun memiliki pandangan hidup yang jauh lebih terang dibanding kebanyakan orang pada umumnya.
"Putri kedua dari pasangan Rifan dan Wiatun ini memiliki cita-cita dan menanamkan mimpi besar di hatinya. Yang menjadi harapannya ingin menjadi Hafizah Al-Qur’an (30 juz). Meskipun impian tersebut tidaklah mudah, tapi tekadnya selalu besar dan hal itu ditunjukkan dimana dirinya berada selalu bersandingan dengan Kitab Suci (Al - Quran), yang terus ia dekap dalam kesehariannya."
Dan saat ini, Kayla masih menempah pendidikan dan duduk di bangku kelas 10 SMA-LB Negeri Jepara. Meskipun dalam dirinya memiliki kekurangan, namun cita cita dan impian besar tersebut membuat dirinya tidak berkecil hati, justru semakin menunjukkan harapan besar yang ingin dicapainya. Dalam sunyi yang sering kali menyelimuti, Kayla justru membuktikan dirinya bersinar lewat prestasi. Dari usia dini, ia telah mencuri perhatian melalui bakat seni dan religiusnya.
Sebagaimana itu diutarakan oleh ibuknya bersama Kayla pada media, Selasa (27/5/2025) siang.
Berikut adalah beberapa prestasi yang pernah didapatkan oleh Kayla Putri Khonaah, dan diantaranya sebagai berikut ;
1. Juara 1 MTQ tingkat Capdin tahun 2024.
2. Juara 2 Cipta dan Baca Puisi tahun 2021.
3. Juara Menyanyi Tingkat Capdin
4. Juara 1 Lomba Story Telling tingkat Provinsi.
5. Juara Harapan tingkat Provinsi di Solo, dan beberapa prestasi lainnya.
Tidak hanya itu, Kayla juga pernah diundang dan tampil di studio TVRI Jawa Tengah, semua itu wujud sebuah pengakuan atas talenta dan prestasi yang boleh dibilang istimewa.
Atas beberapa prestasi yang pernah dicapainya, Kayla mendapatkan deretan piala penghargaan yang terpampang dan menjadi hiasan di rumahnya. Semua itu tidak membuat Kayla merasa besar hati atas prestasi,dan bukan karena Kayla istimewa, melainkan semangat pantang nyerah selalu berusaha agar tak pernah redup dalam belajar.
Selain itu, tawaran beasiswa selama tiga tahun yang sempat datang dari Solo, namun kedua orang tua Kayla tidak berkenan. Penyebab dari penolakan tersebut dikarenakan pihak keluarga merasakan belum sanggup berjauhan dengan putri yang begitu mereka cintai. “Kayla itu titipan Allah, kami hanya ingin terus membersamai perjuangannya,” tuturnya sang ibu pelan.
Persiapan, Kayla tengah mempersiapkan diri untuk mewakili sekolahnya dalam lomba MTQ di SLB Negeri 1 Demak, pada 17 Juni 2025 mendatang. Kayla memohon doa dari semua pihak dan terutama orang orang yang terdekatnya agar dapat mempersembahkan yang terbaik, apa pun hasil akhirnya.
Akan tetapi dalam proses menghafal Al-Qur’an, Kayla harus menghadapi kendala besar; berupa keterbatasan mushaf braille. Selama ini ia hanya bisa meminjam dari perpustakaan atau teman. Tapi Alhamdulillah baru-baru ini, Dinas Sosial memberikan donasi bantuan berupa empat juz Al-Qur’an braille. “Terima kasih sebanyak-banyaknya, Semoga tahun depan saya bisa punya lengkap 30 juz,” ungkapnya Kayla lirih namun penuh harap.
Lebih jauh, Kayla menyimpan satu mimpi besar yang belum tergapai, berkeinginan agar ada Pondok Pesantren khusus bagi tuna netra di Jepara. “Agar kami punya tempat belajar, menghafal, dan menjadi lebih dekat dengan Al-Qur’an,” imbaunya.
Kisah Kayla ini bukan sekadar tentang keterbatasan—ini adalah kisah tentang cahaya. Tentang tekad yang melampaui raga, dan cinta yang begitu dalam pada kitab suci (Al - Quran).
Sungguh, ini tamparan lembut namun keras bagi kita yang dikaruniai tubuh sempurna, tapi sering lalai, abai, bahkan jauh dari Al-Qur’an.
Dari gelap, Kayla justru menerangi. Dari sunyi, ia bersuara. Ia adalah pengingat bahwa Allah tidak memandang rupa, tapi hati dan usaha.
Semoga Allah memudahkan langkah Kayla, melapangkan jalannya menuju hafizah, dan menjadikan hidupnya penuh berkah.
Aamiin.
(Yusron)