KRAKSAAN – Rafar-nasional.net Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo menerima kunjungan kerja dari Komisi IV DPRD Kabupaten Banyuwangi dalam rangka studi banding kebijakan pendidikan terkait Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB), Kamis (17/7/2025).
Kegiatan yang dilaksanakan di ruang pertemuan Agus Salim Kantor Disdikdaya Kabupaten Probolinggo ini diikuti oleh tujuh anggota DPRD Kabupaten Banyuwangi. Mereka disambut oleh Kepala Disdikdaya Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi bersama segenap jajaran Disdikdaya Kabupaten Probolinggo.
Fokus utama kunjungan ini adalah menggali informasi mengenai pelaksanaan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025/2026 serta berbagai inovasi pendidikan yang dijalankan oleh Pemkab Probolinggo.
Kepala Disdikdaya Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi menyampaikan pelaksanaan SPMB dilakukan dalam satu gelombang dan wajib mengikuti batas daya tampung sekolah yang tercantum dalam Dapodik atau sesuai SK Kepala Disdikdaya Kabupaten Probolinggo.
“Pendaftaran SPMB dilakukan secara daring melalui aplikasi Sistem Penerimaan Murid Baru bagi yang memiliki akses internet dan secara luring untuk wilayah yang tidak memiliki jaringan dengan membawa dokumen fisik,” katanya.
Salah satu program unggulan yang disorot adalah layanan kelas multigrade. Sistem ini diterapkan di daerah terpencil atau dengan jumlah murid rendah. Di mana dua tingkatan kelas digabung dalam satu ruang belajar dengan satu guru.
“Kelas multigrade adalah solusi agar anak-anak di daerah dengan keterbatasan jumlah murid tetap mendapatkan layanan pendidikan berkualitas,” tambahnya.
Menurut Joko, Disdikdaya juga menekankan penguatan pendidikan karakter melalui pembiasaan ibadah pagi mulai pukul 07.00 WIB sesuai agama masing-masing siswa. “Setelah itu, siswa membaca kitab suci di bawah bimbingan guru agama dan guru yang ditunjuk,” terangnya.
Dalam presentasinya, Disdikdaya juga memperkenalkan sejumlah program afirmasi yang menyasar siswa dari keluarga tidak mampu dan wilayah sulit akses. Beberapa di antaranya adalah beasiswa Tahfiz bagi siswa SD/SMP penghafal minimal 1 juz, OASE (Ojek Anak Sekolah) berupa bantuan transportasi untuk siswa yang tinggal di daerah lebih dari 1 km dari sekolah serta bantuan alat tulis untuk siswa miskin dan rawan putus sekolah.
“Seluruh program ini bertujuan memastikan kesetaraan akses pendidikan di seluruh pelosok Kabupaten Probolinggo,” tambahnya.
Kunjungan ini menjadi bagian dari strategi DPRD Kabupaten Banyuwangi dalam meningkatkan mutu kebijakan pendidikan di daerahnya.
Ketua Rombongan Komisi IV DPRD Kabupaten Banyuwangi menyatakan ketertarikannya pada sistem SPMB yang efisien serta program multigrade dan pembiasaan karakter yang sistematis. “Banyak praktik baik di Kabupaten Probolinggo yang bisa kami adopsi,” ujarnya. (Mis/Wan)